Di Negeri Sampah, Pemulung adalah Pahlawan

Thursday, November 6, 2008


Suatu kali saya sengaja datang untuk memandangi bangunan di bilangan Tunjungan Surabaya. Dulu bangunan itu bernama Hotel Orange, ketika tahun 1945 sejumlah pemuda Soerabaja dengan semangat anti penjahan mamanjat dari sisi luar gedung dan merobek bendera belanda, menyisakan merah putih dan mengereknya dengan iringan pekik merdeka. Heroisme pemuda Serabaja bukan hanya ada ditataran simbolisme, 10 November 1945 mereka mempertahankan setiap jengkal kedaulatan dengan airmata, darah bahkan nyawa. Konteks kepahlawanan kala itu ditorehkan pada momen pengorbanan terhebat dari setiap anak bangsa. Seakan pahlawan adalah mereka yang sudah mati.
Hari ini konteks kepahlawanan mau-tidak mau harus berkembang. Bisa berminggu-minggu mendefinisikan kata pahlawan hari ini. Tak mudah juga menyepakati apa sebenarnya yang layak diperjuangkan oleh pahlawan. Apakah pahlawan adalah hanya pejuang nasionalisme, atau juga pejuang kemanusiaan, budaya, lingkungan hidup atau pejuang sosial misalnya. Tawaran redefinisi Pahlawan terjebak dalam kegamangan manakala kita tak mampu memproyeksikan konteksnya dalam dinding kekinian.

Di zaman kapanpun pahlawan selalu menawarkan solusi sekaligus siap berkorban untuk pencapaian kemaslahatan bersama. Maka perjuangan pahlawan selalu konsisten. Dalam tolok ukur yang berbeda, pahlawan suatu kepentingan bisa jadi adalah sekaligus “penjahat” bagi kepentingan tertentu lainnya. Di sinilah konsistensi manjadi penting. Konsistensi memberi arti pada perjuangan sekecil apapun, menjadikannya lebih punya bobot. Kekuatan konsistensi inilah yang jadi ragi bagi perjuangan-perjuangan kecil, merekatkan, menjadikannya komunitas kepahlawanan yang dibutuhkan bagi negeri ini.
Mari kita membumi. Saya sering bertanya, apakah masih ada kepahlawanan di zaman kini, ketika tak ada yang rela bersusah payah member solusi yang disumbangkan untuk kepentingan umum, tak ada pengorbanan, dan tak ada konsistensi. Ini memang sedikit hablur, tapi kita harus berani memilih jawaban. Maka saya ingin mengajak kita semua member makna pahlawan kepada orang-orang kecil, mereka yang terpinggirkan, yang jadi residu sejarah. Bukan sentimental, ini adalah sebuah keberpihakan. Tak heran jika di negeri sampah maka pemulung adalah pahlawan. Di negeri yang orang kayanya disusbsidi Negara, si miskin adalah pahlawan. Di negeri yang semua makanannya adalah impor maka petani yang menanam padi adalah pahlawan. Di negeri yang semua dihitung serba angka dan uang ukurannya maka pahlawannya adalah lelaki tua yang berdzikir mendoakan kita semua.

Moh. Arifin Purwakananta
Dimuat di Republika 7 November 2008

Zakat Tidak Untuk Disalurkan

Saturday, September 27, 2008


Jakarta - Ingat cerita Rasul SAW memberdayakan sahabatnya yang miskin? Kisah ini termasyhur dan jadi inpirasi bagi upaya memberdayakan kaum miskin, bahkan sampai sekarang. Dikisahkan, seorang Sahabat rasul mengadukan kondisi kehidupan dirinya yang tak berpunya. Untuk makan sehari-hari ia berkekurangan. Maka ia menghadap Rasul yang Mulia dan menceritakan apa yang terjadi padanya.


Muhammad Rasulullah SAW segera tanggap dan bertanya. “Apa yang engkau miliki ya Sahabatku”. Barang yang berharga yang dimiliki sahabat ini hanyalah sebuah cangkir. Maka rasul segera melelang cangkir ini kepada sahabat lainnya.

“Wahai sahabatku, siapa yang kiranya mau membeli cangkir ini?” demikian beliau melelang barang. Beberapa sahabat menawar dan rasul menolak karena harganya belum dianggap pantas. Sejenak kemudian Rasul sepakat dengan sebuah harga untuk cangkir ini dan dijualnya.

Dan selanjutnya yang terjadi adalah Rasul SAW tak memberikan uang itu kepada sahabatnya yang membutuhkan untuk makan sehari-hari. Rasul meminta dana ini dibelikan sebuah kapak. Pada waktu itu kapak adalah sarana kerja bagi pencari kayu bakar, sebuah sumber energi untuk masak dan keperluan rumah tangga pada masa itu. Rasul meminta sahabat ini bekerja keras sampai memperoleh kehidupan dari bekerja. Dan Sahabatnya ini menaati sehingga mampu mendapatkan nafkah dengan bekerja.

Kisah sahabat dan kapak ini mengispirasi pemberdayaan kaum miskin dengan upaya memberikan aset produktif dan bukan uang konsumtif. Aset produktif adalah apa saja yang mempu dijadikan sarana bekerja dan berupaya mencapai penghasilan dan menjemput rizki dari Allah SWT. Bekerja adalah suatu yang mulia. Maka mendorong kaum miskin bekerja adalah mengembalikan kemuliaan mereka, menemukan sendiri rizki yang dijanjikan Allah SWT dengan upaya sendiri dan bukan meminta. Bukankah Allah SWT lebih mencintai umatnya yang kuat dibanding yang lemah.

Maka siapa bilang zakat harus disalurkan. Istilah “disalurkan” ini sudah menjebak kita. Maka terjadi pembagian amplop zakat di mana-mana. Alih-alih disalurkan, maka yang terjadi benar-benar dibagi-bagi dan disebarkan. Lalu buat apa ada Amil, sebuah profesi yang dicantumkan oleh Allah SWT di Al Qur’an. Peran strategis Amil adalah mengubah sumber dana zakat menjadi aset produktif untuk mengubah kemiskinan menjadi kemakmuran.

Zakat yang jadi kewajiban setiap kaum muslim yang mampu harus dihimpun, dikelola, dan didayagunakan semaksimal mungkin oleh para pengelola zakat agar menjadi aset produktif bagi kaum dhuafa. Zakat, infaq/Sedekah dan waqaf dapat juga dimanfaatkan sebagai social security system untuk menjamin pemenuhan hak dasar manusia semisal hak hidup, kesehatan, pendidikan dan sebagainya yang berupa kewajiban kifayah, kewajiban jama’i.

Saya percaya dengan peningkatan kualitas lembaga-lembaga zakat, kaum muslimin sudah mulai memahami bagaimana seharusnya zakat didayagunakan. Maka jangan heran kepercayaan publik kepada lembaga-lembaga zakat terpercaya di Indonesia terus meningkat, mencapai 30% setiap tahunnya. Artinya semakin sadar para muzaki memahami bahwa zakat bukan sekadar untuk disalurkan, tapi didayagunakan untuk mengangkat harkat umat.

Moh. Arifin Purwakananta
Direktur Program Dompet Dhuafa, Ketua Presidium Gerakan Zakat untuk Indonesia, Ketua Humanitarisn Forum Indonesia
Sumber : Detik.com

Zakat Tidak Untuk Disalurkan


Jakarta - Ingat cerita Rasul SAW memberdayakan sahabatnya yang miskin? Kisah ini termasyhur dan jadi inpirasi bagi upaya memberdayakan kaum miskin, bahkan sampai sekarang. Dikisahkan, seorang Sahabat rasul mengadukan kondisi kehidupan dirinya yang tak berpunya. Untuk makan sehari-hari ia berkekurangan. Maka ia menghadap Rasul yang Mulia dan menceritakan apa yang terjadi padanya.


Muhammad Rasulullah SAW segera tanggap dan bertanya. “Apa yang engkau miliki ya Sahabatku”. Barang yang berharga yang dimiliki sahabat ini hanyalah sebuah cangkir. Maka rasul segera melelang cangkir ini kepada sahabat lainnya.

“Wahai sahabatku, siapa yang kiranya mau membeli cangkir ini?” demikian beliau melelang barang. Beberapa sahabat menawar dan rasul menolak karena harganya belum dianggap pantas. Sejenak kemudian Rasul sepakat dengan sebuah harga untuk cangkir ini dan dijualnya.

Dan selanjutnya yang terjadi adalah Rasul SAW tak memberikan uang itu kepada sahabatnya yang membutuhkan untuk makan sehari-hari. Rasul meminta dana ini dibelikan sebuah kapak. Pada waktu itu kapak adalah sarana kerja bagi pencari kayu bakar, sebuah sumber energi untuk masak dan keperluan rumah tangga pada masa itu. Rasul meminta sahabat ini bekerja keras sampai memperoleh kehidupan dari bekerja. Dan Sahabatnya ini menaati sehingga mampu mendapatkan nafkah dengan bekerja.

Kisah sahabat dan kapak ini mengispirasi pemberdayaan kaum miskin dengan upaya memberikan aset produktif dan bukan uang konsumtif. Aset produktif adalah apa saja yang mempu dijadikan sarana bekerja dan berupaya mencapai penghasilan dan menjemput rizki dari Allah SWT. Bekerja adalah suatu yang mulia. Maka mendorong kaum miskin bekerja adalah mengembalikan kemuliaan mereka, menemukan sendiri rizki yang dijanjikan Allah SWT dengan upaya sendiri dan bukan meminta. Bukankah Allah SWT lebih mencintai umatnya yang kuat dibanding yang lemah.

Maka siapa bilang zakat harus disalurkan. Istilah “disalurkan” ini sudah menjebak kita. Maka terjadi pembagian amplop zakat di mana-mana. Alih-alih disalurkan, maka yang terjadi benar-benar dibagi-bagi dan disebarkan. Lalu buat apa ada Amil, sebuah profesi yang dicantumkan oleh Allah SWT di Al Qur’an. Peran strategis Amil adalah mengubah sumber dana zakat menjadi aset produktif untuk mengubah kemiskinan menjadi kemakmuran.

Zakat yang jadi kewajiban setiap kaum muslim yang mampu harus dihimpun, dikelola, dan didayagunakan semaksimal mungkin oleh para pengelola zakat agar menjadi aset produktif bagi kaum dhuafa. Zakat, infaq/Sedekah dan waqaf dapat juga dimanfaatkan sebagai social security system untuk menjamin pemenuhan hak dasar manusia semisal hak hidup, kesehatan, pendidikan dan sebagainya yang berupa kewajiban kifayah, kewajiban jama’i.

Saya percaya dengan peningkatan kualitas lembaga-lembaga zakat, kaum muslimin sudah mulai memahami bagaimana seharusnya zakat didayagunakan. Maka jangan heran kepercayaan publik kepada lembaga-lembaga zakat terpercaya di Indonesia terus meningkat, mencapai 30% setiap tahunnya. Artinya semakin sadar para muzaki memahami bahwa zakat bukan sekadar untuk disalurkan, tapi didayagunakan untuk mengangkat harkat umat.

Moh. Arifin Purwakananta
Direktur Program Dompet Dhuafa, Ketua Presidium Gerakan Zakat untuk Indonesia, Ketua Humanitarisn Forum Indonesia
Sumber : Detik.com

Studi Mapping Industri Kreatif Indonesia versi Departemen Perdagangan RI

Sunday, March 9, 2008

Minggu, 2007 Oktober 21

Latar Belakang

Industri Kreatif merupakan pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Belum ada gambaran yang jelas mengenai kondisi industri kreatif di Indonesia yang dapat dijadikan bahan dasar untuk melakukan analisis, pembuatan kebijakan atau pengambilan keputusan yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kreatif ini.


Tujuan Studi

* Melakukan pemetaan industri kreatif berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).

* Membuat profil kontribusi ekonomi industri kreatif di Indonesia berdasarkan 4 dasar pengukuran, yaitu berbasis nilai produk domestik bruto, berbasis ketenagakerjaan, berbasis kepada aktivitas perusahaan, dan dampak terhadap sektor-sektor lain.

* Membuat profil kontribusi ekonomi kelompok industri kreatif di Indonesia berdasarkan berdasarkan 3 dasar pengukuran, yaitu berbasis nilai produk domestik bruto, berbasis ketenagakerjaan, dan berbasis kepada aktivitas perusahaan.



Manfaat Studi

* Memetakan industri di Indonesia yang merupakan kelompok industri kreatif berdasarkan standar KBLI.

* Membuat profile Kontribusi Industri Kreatif di Indonesia berdasarkan indikator dampak ekonomi yang diidentifikasikan.

* Mengetahui profil perbandingan sektor industri pada industri kreatif di Indonesia untuk masing-masing indikator utama.


Definisi

Definisi berdasarkan UK DCMS Task force 1998 :
“Creatives Industries as those industries which have their origin in individual creativity, skill & talent, and which have a potential for wealth and job creation through the generation and exploitation of intellectual property and content”

Sehingga Industri kreatif dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut “.

DEFINISI KELOMPOK INDUSTRI KREATIF

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak dan elektronik.

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi antara lain: arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang, dll.

3. Pasar seni dan barang antik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik dan hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet.

4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi.

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan.

6. Desain Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi Video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video,film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.

10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan & Percetakan : kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

12. Layanan Komputer dan piranti lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak & piranti keras, serta desain portal.
13. Televisi & radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.
14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkati dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.


Indikator Kontribusi Ekonomi Industri Kreatif

* Berbasis Nilai PDB
- Nilai Tambah Bruto Industri Kreatif
- Persentase Terhadap PDB
- Pertumbuhan Tahunan Nilai Tambah Bruto

* Berbasis Ketenagakerjaan
- Jumlah Tenaga Kerja
- Persentase Jumlah Tenaga kerja
- Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja
- Produktivitas Tenaga Kerja

* Berbasis Aktivitas Perusahaan
- Jumlah Perusahaan
- Nilai Ekspor

Diposting oleh Tim Riset

Pemerintah Layak Kembangkan Industri Kreatif

BANDUNG, RABU - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Djoko Santoso, menyatakan pemerintah sudah selayaknya mengembangkan industri kreatif pada 2008 untuk memperkuat struktur ekonomi dan sistem industri nasional. "Potensi untuk mendukung peningkatan industri nasional di negara kita ini cukup banyak, salah satunya industri kreatif itu. Jika dikembangkan setidaknya industri nasional kita tidak akan tergantung pada kepemilikan modal asing," ujar Djoko, di Bandung, Rabu (19/12).

Industri kreatif merupakan industri yang tidak terbatas pada satu jenis produk tertentu, seperti karya desain, film, musik, piranti lunak (software), media elektronik, penerbitan, periklanan, arsitektur, seni dan budaya, serta industri multimedia.


Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada tahun 2006, setiap tahun industri kreatif mampu menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) nasional secara signifikan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 15 persen. Perkembangan industri tersebut telah menyokong 33,5 persen total angka PDB yang setara dengan Rp 693 triliun.

Menurut Djoko, pada sejumlah negara di kawasan Uni Eropa, industri kreatif senantiasa dikembangkan dan menjadi salah satu penerima tenaga kerja terbesar. Di Inggris serta di Australia, lanjut Djoko, industri tersebut menjadi penyumbang terbesar terhadap perolehan pendapatan PDB setempat.

Djoko menyatakan, pengembangan industri tersebut akan menjadi sektor ekonomi potensial yang mampu menyerap serta memanfaatkan tenaga kerja muda pada berbagai bidang secara menyeluruh, apabila dikelola dan dikembangkan secara mandiri memanfaatkan berbagai potensi nasional. "Industri kreatif pada dasarnya mengembangkan tiga pilar utama sebagai modal awal, yakni kreativitas sumber daya manusia, inovasi serta semangat kewirausahaan," demikian Rektor ITB. (ANT/IMA)

Dikutip dari KCM

Industri Kreatif Tumbuh 15 Persen

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kamis, 24 Mei 2007 | 00:10 WIB
Industri kreatif di Indonesia tumbuh 15 persen setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2006, industri kreatif telah menyumbang 33,5 persen dari produk domestik bruto. Angka ini setara dengan US$ 77 miliar atau Rp 693 triliun dengan kurs Rp 9.000. Namun, perkembangan industri ini terhambat karena ketiadaan pemetaan industri kreatif nasional.

"Dengan ada pemetaan industri kreatif secara nasional, pertumbuhan industri ini bisa lebih signifikan," kata Ketua Forum Grafika Digital, David B Mihardja dalam seminar Creative Industry Mapping, Jakarta, kemarin.


Beberapa pihak berkepentingan di industri kreatif tengah menyusun pemetaan industri kreatif. Selain FGD, pemetaan industri didukung oleh The British Council dan Universitas Bina Nusantara. Pihak yang berkecimpung dalam industri kreatif mencakup bisnis promosi, penerbitan, dan kemasan ( packaging).

"Industri yang juga terkait adalah semua bisnis yang berhubungan dengan kreatifitas seperti produk kerajinan tangan," kata David. Selain itu, industri media dan rumah produksi masuk klasifikasi industri ini.

Menurut David, negara luar seperti Singapura dan Inggris telah memiliki pemetaan industri kreatif. Sehingga industri kreatif di sana sangat berkembang pesat. Industri kreatif Singapura memiliki kontribusi sebesar 5 persen dari produk domestik bruto atau US$ 5,2 miliar. Kemudian pada 2012 diperkirakan tumbuh 10 persen. Sementara kontribusi industri kreatif Inggris sekitar 8,2 persen atau US$ 12,6 miliar.

Pemetaan industri kreatif ditargetkan selesai pada Juli dan diluncurkan pada Agustus 2007. Hingga kini, pemetaan industri kreatif telah mengajak kerja sama pemerintah yakni, Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Perdagangan, dan Departemen Perindustrian.

Menurut perwakilan British Council, Yudhi Soerjoatmodjo, kontribusi British Council untuk pengembangan pemetaan industri kreatif dengan mendatangkan dua ahli industri kreatif asal Inggris. Selain itu, Inggris berperan serta karena saat ini industri kreatif Inggris berkembang pesat hampir menyaingi Amerika Serikat.

Yuliawati

Menjadi Kreatif dan Produktif

Ketika kita mendengar kata kreativitas, seringkali yang muncul di benak kita adalah para penulis, pelukis, penyair, musisi – para seniman yang bergerak di dunia seni. Padahal kreativitas mencakup hal-hal yang lebih luas, misalnya: mengelola bisnis yang berkembang pesat, meningkatkan nilai penjualan produk kita, melakukan negosiasi bisnis, menyusun program komputer, menjadi orang tua yang inovatif, memiliki hidup yang menyenangkan dan membahagiakan, semuanya memerlukan tingkatan tertentu kreativitas. Kreativitas dan saat-saat penuh inspirasi merupakan hal yang sangat penting bagi segala aspek yang kita lakukan dalam hidup ini – hubungan, keluarga, bisnis, pekerjaan, dan komunitas sosial.


Kita semua dilahirkan dengan potensi kreativitas. Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah kreativitas kita atau kemampuan kita mencipta. Hal ini merupakan sifat hakiki kita sebagai manusia dan merupakan bagian dari siapa kita. Kreativitas merupakan instink kita yang terbawa sejak lahir. Sebagaimana yang pernah kita bahas dalam edisi Mandiri 18, bahwa sesungguhnya alam telah mengajarkan kita untuk menjadi kreatif.
Segala sesuatu di dunia ini dibuat atau dibentuk dari sejumlah kecil unsur. Misalnya dalam ilmu fisika dikenal bahwa semua zat dibentuk dari partikel proton dan elektron. Dalam kimia kita ketahui bahwa berbagai jenis bahan kimia terbentuk dari senyawa karbon dan hidrogen. Lebih jauh lagi kita ketahui pula bahwa semua perhitungan yang rumit dalam matematika, statistika maupun akuntansi keuangan, pada dasarnya terdiri hanya sepuluh lambang angka. Berbagai karya tulisan, sastra dan ilmu pengetahuan tersusun dari hanya 26 alfabet! Demikian halnya musik baik itu berupa musik klasik, rock n roll, new wave, pop tercipta dengan sebuah harmonisasi yang indah dari 7 nada dasar.
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari semua ini? Jawabannya adalah kreativitas. Kita dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreativitas. Kreativitas berasal dari kata dasar kreatif yang memiliki akar kata to create yang artinya mencipta. Inilah sesungguhnya Kuasa yang diberikan oleh Tuhan (ingat bahwa we are given the authority to use the Power of God – Kita diberikan wewenang untuk menggunakan Kuasa Tuhan). Inilah yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk mencipta, termasuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita. Sehingga apa pun situasi atau keterbatasan kita, kita memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal, termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Kita tidak memerlukan banyak sumberdaya untuk dapat menciptakan banyak hal yang memberi arti bagi kehidupan.
Oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mulai belajar mengembangkan kreativitas dalam diri kita. Seorang anak kecil dapat membuat berbagai macam bentuk dari misalnya 50 potongan lego. Demikian halnya telah jutaan bahkan milyaran penemuan manusia yang berasal dari unsur-unsur yang terbatas atau sederhana. Penemuan roda yang berbentuk lingkaran misalnya telah menyebabkan terciptanya ribuan bahkan jutaan produk seperti mobil, kereta api, sepeda, ban berjalan, dan sebagainya.
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang kreativitas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana proses atau cara berpikir kita, sehingga kita bisa mengoptimalkan cara otak kita memproses informasi dan kemudian menemukan jalan untuk memecahkan masalah maupun memunculkan gagasan-gagasan tertentu.

Perilaku dan Cara Berpikir
Sistem identifikasi gaya belajar Visual-Auditory-Kinestetik yang pernah kita bahas dalam Mandiri edisi 40 (tentang membaca dengan efektif) membedakan bagaimana kita menyerap informasi. Sedangkan untuk menentukan dominasi otak dan bagaimana kita memproses informasi, kita dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Anthony Gregorc, seorang pakar bidang pendidikan dan pengajaran di Universitas Connecticut. Menurutnya ada dua kemungkinan dominasi otak, yaitu: persepsi konkret dan abstrak, dan kemampuan pengaturan secara sekuensial (linear) dan acak (nonlinear).
Kedua kemungkinan dominasi otak ini dapat dipadukan menjadi empat kombinasi kelompok yang disebut dengan cara berpikir kita. Gregorc menyebut model cara berpikir ini: sekuensial konkret, sekuensial abstrak, acak konkret, acak abstrak. Orang yang termasuk dua kategori ”sekuensial” cenderung memiliki dominasi otak kiri (logis, analitis, sekuensial, linear dan rasional), sedang orang-orang yang berpikir secara ”acak (random) biasanya termasuk dalam dominasi otak kanan (acak, tidak teratur, intuitif dan holistik).


Pemikir Sekuensial Konkret
Pemikir sekuensial konkret memperhatikan dan mengingat detail dengan lebih mudah, mengatur tugas dalam proses tahap demi tahap, dan berusaha mencapai kesempurnaan. Mereka selalu memecahkan masalah, dan mengambil keputusan berdasarkan fakta atau kenyataan dan mengolah informasi dengan cara yang teratur, linear, dan sekuensial. Bagi para sekuensial konkret, realitas terdiri dari apa yang mereka ketahui melalui indra fisik mereka, yaitu: indra penglihatan, peraba, pendengaran, perasa dan penciuman. Mereka memperhatikan dan mengingat realitas dengan mudah, dan mengingat fakta-fakta, informasi, rumus-rumus, dan aturan-aturan dengan mudah. Orang sekuensial konkret selalu mengatur tugas-tugas menjadi proses tahap demi tahap dan berusaha keras untuk mendapatkan kesempurnaan pada setiap tahap. Mereka menyukai prosedur baku dan pengarahan. Karena kebanyakan dunia bisnis diatur dengan cara ini, mereka menjadi profesional bisnis yang sangat baik.
Berikut ada beberapa kiat bagi orang-orang sekuensial konkret: (1) atur atau rencanakan minggu atau hari-hari anda secara realistis, (2) pastikan anda mengetahui semua detail yang anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas, (3) tentukan deadline dan pecah tugas anda menjadi beberapa tahap, (4) aturlah lingkungan kerja anda sehingga nyaman dan tentram.

Sekuensial Abstrak
Realitas bagi pemikir sekuensial abstrak adalah dunia teori metafisis dan pemikiran abstrak. Mereka suka berpikir dalam konsep dan menganalisis informasi. Proses berpikir mereka logis, rasional dan intelektual. Aktivitas favorit pemikir sekuensial abstrak adalah membaca, dan jika suatu proyek perlu diteliti, mereka akan melakukannya dengan mendalam. Mereka ingin mengetahui sebab-sebab di balik akibat dan memahami teori serta konsep. Para pemikir sekuensial abstrak biasanya adalah filsuf-filsuf besar dan ilmuwan.
Kiat-kiat bagi para pemikir sekuensial abstrak adalah: (1) latih diri anda berpikir: ketika memecahkan masalah, ubah masalah anda menjadi situasi teoritis dan pecahkan dengan cara itu, (2) perbanyak rujukan anda dan pastikan anda mendapat semua fakta yang anda inginkan jika anda terlibat suatu proyek, (3) upayakan keteraturan, buatlah tabel-tabel, grafik langkah-langkah dan waktu yang diperlukan untuk setiap tugas anda, (4) analisislah orang-orang yang berhubungan dengan anda.

Acak Konkret
Pemikir acak konkret mempunyai sikap eksperimental yang diiringi dengan perilaku yang kurang terstruktur. Seperti pemikir sekuensial konkret, mereka berdasarkan pada fakta dan kenyataan, tetapi ingin melakukan pendekatan coba-coba (trial and error). Karenanya, mereka sering melakukan lompatan intuitif yang diperlukan untuk pemikiran kreatif yang sebenarnya. Mereka mempunyai dorogan kuat untuk menemukan alternatif dan mengerjakan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri. Mereka lebih berorientasi pada proses daripada hasil; akibatnya, proyek-proyek sering tidak berjalan sesuai dengan yang mereka rencanakan karena eksplorasi dan kemungkinan-kemungkinan yang muncul selama proses.
Kiat-kiat bagi pemikir acak konkret antara lain: (1) percayalah bahwa melihat segala sesuatu lebih dari satu sudut pandang adalah hal yang baik. Temukan ide-ide alternatif dan eksplorasi semuanya, (2) Libatkan diri anda dengan proyek yang memerlukan pemecahan masalah, atau kerjakan tugas anda sendiri dengan memunculkan pertanyaan dan kemudian memecahkannnya, (3) tentukan deadline untuk setiap tugas anda dan kemudian usahakan untuk menyelesaikannya tepat waktu, (4) kalau anda merasa bosan, buatlah perubahan-perubahan kecil untuk tetap menajamkan pikiran anda, (5) carilah orang-orang yang menghargai pemikiran divergen untuk mendukung anda.

Acak Abstrak
Bagi para pemikir acak abstrak, realitas adalah dunia perasaan dan emosi. Mereka tertarik pada nuansa bahkan sebagian cenderung pada mistisisme. Pemikir acak abstrak menyerap ide-ide, informasi, dan kesan, kemudian mengaturnya dengan refleksi. Mereka mengingat dengan sangat baik jika informasi dipersonifikasikan. Mereka merasa dibatasi ketika berada di lingkungan yang sangat teratur sehingga biasanya tidak betah bekerja di bank atau sejenisnya.
Kiat-kiat bagi pemikir acak abstrak antara lain: (1) carilah rekan-rekan yang bisa bekerja sama dengan anda dan (2) ketahuilah betapa kuat emosi mempengaruhi konsentrasi anda, sehingga hindari orang-orang negatif, (3) ciptakan asosiasi visual dan verbal seperti metafora, cerita-cerita lucu, dan ungkapan kreatif untuk membantu anda mengingat, (4) bekerjalah dengan konsep yang besar, baru kemudian ke detail-detail yang ada, (5) berhati-hatilah untuk memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan anda, (6) gunakan isyarat-isyarat visual, seperti menempel catatan di dinding kamar kerja, cermin, mobil atau di mana saja yang sering anda lihat. Warnai kalendar dan catatan anda.

Bagaimana meningkatkan kreativitas kita?
Dengan mengetahui kreativitas sebagai sifat hakiki kita sebagai manusia dan memahami bagaimana cara dan proses kita berpikir, kita akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan maupun mengembangkan gagasan atau ide. Kreativitas dalam hal ini tidak terbatas pada pengembangan gagasan atau inspirasi ide, tetapi termasuk kreativitas dalam pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah. Berikut ada sejumlah kiat-kiat untuk mengembangkan kreativitas kita:

Jadilah penjelajah pikiran
Salah satu ciri orang yang kreatif adalah selalu terbuka dengan gagasan atau kemungkinan baru. Namun terbuka dengan hal atau gagasan baru, berbeda dengan proses secara aktif mencari dan mengembangkan gagasan. Kreativitas berarti kita secara aktif mencari dan mengembangkan gagasan secara terus-menerus. Seperti halnya seorang penjelajah, seorang kreatif senantiasa berusaha mencari berbagai cara yang berbeda untuk mengerjakan sesuatu. Seorang penjelajah pikiran meyakini bahwa ada banyak kemungkinan, peluang, produk, jasa, teman, metoda dan gagasan yang menunggu untuk ditemukan. Banyak kemajuan yang signifikan di bidang seni, bisnis, pendidikan dan ilmu pengetahuan terjadi karena seseorang yang senantiasa menjelajahi alam pikiran dan mengeksplorasi hal-hal yang belum pernah dipikirkan oleh orang lain sebelumnya. Para penjelajah tidak takut dengan ketidaktahuan dan ketidakpastian. Mereka yakin bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak datang dari mengikuti jejak orang lain, melainkan mencari dan mencari jalannya sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Robert E. Peary penjelajah pertama yang mencapai Kutub Utara: In veniam viam aut faciam (I will find a way or make one – saya akan menemukan jalan atau membuat jalan baru).

Kembangkan pertanyaan
Bertanyalah tentang apa saja. Kata pertanyaan dalam bahasa Inggris question diambil dari bahasa Latin quarere (yang berarti mencari), sama halnya dengan kata quest (mencari). Kehidupan yang kreatif merupakan upaya mencari terus-menerus (continuing quest). Selalu bertanya merupakan keharusan untuk kita dapat bertumbuh dan berkembang. Jangan menganggap segala sesuatu sudah semestinya (take it for granted), senantiasa pertanyakan dan bertanyalah tentang apa pun yang anda lihat dan anda lakukan dalam kehidupan ini.

Kembangkan gagasan sebanyak -banyaknya
Seorang pemenang hadiah Nobel di bidang Kimia, Linus Pauling pernah mengatakan: ”the best way to get good ideas is to get a lot of ideas.” Cara terbaik untuk mendapat gagasan yang bagus adalah dengan mengumpulkan banyak sekali gagasan. Jika kita senantiasa membatasi dengan satu gagasan, satu jawaban, satu cara, dan satu kehidupan yang kita jalani, kita tidak akan pernah memperoleh hal-hal terbaik yang dapat diberikan oleh kehidupan ini kepada kita. Latihlah pikiran anda untuk senantiasa mencari banyak solusi atau alternatif. Kembangkan kreativitas dan imajinasi anda senantiasa. Jika kita hanya memiliki satu cara atau satu jawaban atas masalah kita, maka kita harus ingat bahwa banyak sekali pilihan dan alternatif untuk masalah tersebut, siapa tahu justru alternatif kedua, ketiga dan seterusnya justru yang merupakan jawaban atau solusi terbaik. Terbukalah terhadap alternatif dengan cara membuka pikiran kita.

Langgar peraturan dan hancurkan kebiasaan lama
Menjadi kreatif seringkali berarti melanggar aturan atau pola-pola lama yang sudah ada, dan mengembangkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu. Jika kita tidak memperoleh hasil yang baik seperti yang kita inginkan, baik itu dalam hal hubungan, pekerjaaan, maupun bisnis, cobalah untuk melakukan hal yang berbeda. Bagaimana anda mengharapkan hasil atau keadaan yang berbeda dengan apa yang anda miliki sekarang, jika anda tetap melakukan hal yang sama. Jika anda menginginkan hasil yang berbeda, lakukan hal yang berbeda. Keluarlah dari zona kenyamanan (comfort zone) anda dan lakukan sesuatu dengan hidup anda.
Saya dulunya adalah orang yang tidurnya selalu larut malam di atas jam 12 malam dan bangun kesiangan di atas jam 7 pagi. Namun dua tahun yang lalu saya berketetapan untuk mengubah kebiasaan ini. Saya tidur sekitar jam 9-10 malam dan jam 2-3 pagi saya bangun untuk melakukan meditasi dan saat teduh, kemudian menulis. Sehingga saat ini saya adalah salah satu penulis yang produktif dan buku-buku kami adalah buku best selling.

Gunakan imajinasi
Imajinasi kita tidak dibatasi oleh batasan dunia nyata kita. Imajinasi kita tidak mengenal batas dan apa pun yang ditangkap oleh pikiran kita dan kita yakini, akan dapat mewujud menjadi realitas. Imajinasi kreatif kita membantu kita untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan atau opsi yang berbeda dan melihat banyak sekali skenario dan peluang hasilnya. Berikut adalah cara menggunakan imajinasi kita untuk mengembangkan gagasan inovatif.
Bayangkan bagaimana orang lain melakukannya. Pilihlah teladan bagi anda, misalnya anda adalah seorang musisi, maka bayangkan apa yang akan dilakukan oleh John Lennon ketika akan menciptakan lagu masterpiece-nya. Atau bagaimana misalnya seorang CEO sekaliber Jack Welch menyelesaikan masalah yang anda hadapi. Anda bisa mengetahui perilaku dan cara berpikir tokoh-tokoh ini melalui biografi atau buku-buku yang mereka tulis. Salah satu buku yang menarik yang sedang saya baca adalah Lessons from the Top: the 50 most successful business leader, karangan Thomas J. Neff dan James M. Citrin. Buku seperti ini dapat memberi inspirasi dan mengembangkan imajinasi kita, tentang bagaimana para CEO atau pemimpin perusahaan yang terkemukan menangani masalah dan membawa perusahaannya ke tingkat kemajuan yang berarti.
Hal berikutnya yang dapat kita lakukan adalah dengan membayangkan kita berbicara dan memperoleh nasihat dari mereka. Teknik ini menjadi sangat terkenal di tahun 1996, ketika wartawan Bob Woodward melaporkan bahwa Ibu negara Amerika ketika itu, Hillary Clinton memanggil arwah mantan ibu negara Eleanor Roosevelt. Padahal sebenarnya Hillary Clinton sedang mempraktekan teknik imajinasi dengan dipandu oleh akademisi dan penulis buku terkenal Jean Houston di Camp David. Teknik ini sederhana, caranya adalah dengan membayangkan diri kita sedang ”melakukan dialog dan diskusi” secara nyata dengan seseorang yang kita kagumi dan hormati, serta kita mendengarkan nasihat mereka atas setiap persoalan dan masalah yang kita hadapi.

Isilah sumber inspirasi anda
Mengisi sumber inspirasi berarti mengembangkan diri kita untuk lebih waspada, menyeimbangkan kehidupan kita. Karena seperti kata pepatah Zen: ”The bow kept forever taut will break.” Busur panah yang terus menerus ditarik, lama-lama akan patah. Peliharalah keseimbangan antara kerja dan relaks, antara kantor dan keluarga, antara dunia dan akhirat. Banyak sekali mereka yang berhasil dalam bidang kehidupan, menemukan jalan kesuksesan (breakthrough) setelah menarik diri, melakukan kontemplasi dan perenungan.
John Kehoe, penulis buku Mind Power mengatakan bahwa ”when you are idle your conscious mind, your subconscious mind (creative mind) advances full steam ahead.” Jika anda mengosongkan pikiran anda, maka kreativitas anda akan maju ke depan.
Inilah yang menjadi pesan utama kami dalam mengembangkan manajemen diri, yaitu membiasakan diri untuk melakukan relaksasi dan meditasi, sehingga kita dapat mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan memasuki alam kreativitas yang membawa kita pada jalan kesuksesan. Bahkan banyak sekali para ahli mind power meramalkan bahwa abad ke-21 akan menjadi abad kebangkitan berpikir (the Renaissance), jika banyak orang mempraktekan kehidupan yang meditatif dan mengembangkan kreativitas melalui pendayagunaan kekuatan bawah sadarnya.
Dikutip dari Sinarharapan.co.id